20 Mei 2013

Langkah-Langkah Kecil Para Amatiran ~ Cerita Semeru 1


Bismillah

Saya masih ingat, di awal tahun 2013 kemarin saya membuat sebuah daftar resolusi yang ingin saya capai di tahun 2013 ini. Dan Alhamdulillah sodara-sodaraa, salah satu resolusi saya bisa terwujud di tahun ini, yeeyyy!!! *mana tepuk tangannyaaa???*

Yang mana-yang mana? yang nikah ya?

hoho...yang nikah itu belum :P

ini resolusi yang lain yang berhasil saya wujudkan itu yakni, mendaki gunung! #tsaahh...

Alhamdulillah 9-12 Mei kemarin saya bisa ikut mendaki gunung tertinggi di tanah jawa. Udah pada tau kan? Yap, semeru! Gunung dengan puncak yang mereka sebut mahameru.

8-12 Mei 2013 kemarin momen menyenangkan buat saya, hm...bukan cuma saya sih tapi juga temen-temen seperjalanan saya yaaaang empat jempol dah buat mereka. He he..

terus kenapa milih Semeru?
yaa mungkin karna kejangkit virus film 5 cm itu kali ya, jadinya pensaran dengan tempat-tempat indah yang konon mesti dilihat langsung *widiih*

Tapi kalau saya sih memilih semeru karna kebetulan ada trip ke sananya aja, kalaupun ada trip gunung lain mungkin bukan semeru yang saya daki. he he

Tapi sejujurnya, saya gak bisa disebut pemula soal daki gunung. Mahir dong?? wah..malah bukan!
Ada gak sih sebutan dibawahnya pemula-yang belum pernah SAMA SEKALI naik gunung? kalau ada sebutan itu untuk saya saja ya. He he..

Saya itu belum pernah sama sekali mendaki gunung, pengetahuan soal gunung pun masih minus banget-bangetan. Baru sekali ini saya negrti soal tas carrier yang punya kapasitas beda-beda, soal matras dan sleeping bed yang gunanya buat tidur di alam, soal sepatu gunung yang modelnya mirip sepatu tambang, terus uhm...apalagi soal logistik yang mesti dibawa untuk bisa bertahan hidup di alam, saya baru tau nya sekarang-sekarang ini.

Weleeehh...rumit banget ternyata!!

Dari dulu saya pengen bisa menjelajah alam, naik gunung atau sekedar ngecamp jauh di tengah hutan. Sayangnya, dulu dalam bayangan saya kegiatan itu sangat ekstrim untuk perempuan, alhasil karna takutnya berlebih-lebihan keinginan itu malah gak pernah kesampaian.

Dan trip kemarin membuka mata saya kalau mendaki gunung itu...memang bener-bener membahayakan sodara-sodara!! *teriakpaketoa*, dengan catatan jika imendakinya tanpa persiapan yang ok. He he..

okelah, mari masuk ke cerita pendakian saya.

Hm..Pendakian semeru ini saya bersama 7 orang teman saya yang juga MINIM jam terbang soal pendakian gunung manapun, bener-bener pada pemula. Dan nekatnya sudah tau belum pernah naik gunung, kami malah memilih mendaki Gunung Semeru. EDAN

Kami sih kalem aja, toh pendakian kali ini kami ikut trip yang sudah ada guidenya. He..Tapi tetep dong ya waktu mau berangkat hati ini was-was nya bukan main *garuktanah*

Rencana naik semeru ini sebenernya sudah di buat dari awal tahun 2013, dan semua yang menyangkut trip ini sudah di cicil satu persatu, dari mulai atur jadwal kereta, pembelian tiket perjalanan juga barang-barang keperluan mendaki, bahkan kami juga mengatur jadwal olahraga-olahraga bareng untuk melatih fisik kami agar siap untuk mendaki nantinya *tsaaah*

Dan ternyata waktu jalannya cepet juga, 4 bulan persiapan ini itu pun berakhir, hari H pun datang. Rabu tanggal 8 mei kemarin kami janjian di bandara Sultan MAhmud Badaruddin Palembang, menurut jadwal pesawat kami berangkat kami jam 6 pagi, tapi kami mesti kumpul jam setengah 5-an biar bisa foto-foto dulu, he he
@bandara sultan mahmud badaruddin II
dan malunya, saya datang telat. Jam 5 saya baru sampai bandara dimana yang lain udah pada kumpul dan siap. Jadinya kami hanya bisa mengambil sedikit foto. Hu hu..*digetokmatras*

waktu tempuh Palembang-jakarta itu 1 jam-an. Di pesawat saya deg-degan banget-bangetan, entah karna ngebayangin bagaimana pendakian kami kali ini atau mungkin karna perut saya yang kelaperan karna belum sempat di isi, susah dibedakan. He he..

syukurnya kami memilih pesawat yang selalu menyediakan menu roti di setiap penerbangannya, jadi harap maklum kalau roti itu bisa habis sekejap mata ketika sampai di saya :P

sekitar jam 7 pagi pesawat sudah mendarat di Soekarno Hatta, perut masih laper sih sebenernya, roti sebungkus sih kayaknya cuma bisa jadi ganjelan sementara *maniakmakan*

tapi apa boleh buat, saya mesti tahan laper dulu karna kami mesti buru-buru ke Bandung buat mengejar jadwal kereta kami ke Malang. Loh kok enggak langsung ke Malang dari Jakarta?

cerita nya kami kehabisan tiket kereta api dari Jakarta ke Malang, dan karna kami pengen perjalanan kami ada naik kereta api-nya, maka rutenya diubah ke Bandung dulu. Nyari-nyari bus buat ke Bandung, kami dapetnya mobil travel dengan harga yang sangat pas-lah dikantong, kapasitasnya pun cukuplah buat kami tidur dengan nyaman. Jalan Jakarta-Bandung pun kami habisin untuk tidur-tiduran, jadinya berasa naik mobil sendirilaah...he he

***

Sampai di Bandung sekitar jam makan siang, sedangkan jadwal kereta kami berangkat jam 4 sore, pengennya sih keliling kota Bandung dulu sebentar sambil nunggu kereta datang tapi kami takut malah kebablasan, alhasil 4 jam-an kami habiskan di stasiun Bandung, mulai dari ngebongkar dan susun ulang isi tas carrier, mondar mandir cari kabel colokan buat ngecharge handphone sampai bingung mau makan dimana.

Saya perhatiin tas carrier saya, astagfirullah...berat banget sodara-sodara! gimana ngebawanya sambil daki nanti?? hu hu hu...*garuktanah*

***

Setelah nunggu hampir 4 jam, kereta datang tepat waktu.
Kami bergegas naik dan nyari tempat duduk, sempat terlihat penumpang lain yang juga membawa tas carrier yang...ya tuhan...itu yang digendong tas atau anak TK?? Gede buanget ik!

Waktu tempuh Bandung-Malang sekitar 14 jam, sangat-sangat lumayan untuk membuat kami mati gaya. Ketawa-ketawa dan main kartu pun jadi andalan, sampai-sampai penumpang kanan kiri ikut menonton kami main kartu sambil sesekali kebingungan dengerin obrolan kami yang gak lepas dari logat palembang.He he..

***

Kereta pun berhenti di Stasiun Malang sekitar jam 8 pagi tepat ketika cacing di perut mulai bersolo karir. Badan juga lumayan capek karna kebanyakan duduk di kereta, sebenernya sedikit perenggangan badan sih sudah lumayan tapi kami masih belum bisa istirahat banyak, karna kami mesti bertemu dulu dengan guide pendakian yang akan mengarahkan kami.

Gak lama nyari, orang yang dimaksud pun ketemu, ternyata yang jadi guide kami seroang mas-mas yang umurnya beda sekitar 1-2 tahun dari kami, dia memperkenalkan dirinya Ase. Awalnya dibayangan saya sih, guide kami itu seorang bapak-bapak perawakan besar berkharisma tapi ternyata sedikit kebalikannya-lah, Ase ini malah terlihat sangat-sangat simpel dan nyantai, hm..pengaruh tinggal di alam kali yak? He he..

Setelah menunggu sebentar, kami pun naik angkot ke Pasar Tumpang dan selanjutnya pindah naik ke mobil Jeep untuk di antar ke RanuPani. Dari Ranupani inilah titik awal pendakian kami, tempat dimana sinyal handphone mulai menghilang, tergantikan udara dingin dan kabut tipis yang menyambut kami-para pendaki pemula yang cuma bermodalkan nekat.
sampai di Ranupani
langkah pun dimulai. Bismillah
Seperti hidup, tak ada yang tau kedepannya seperti apa-indahkah? maniskah? atau malah pahit? 

Ranupani, dari sinilah kaki kami mesti siap untuk melangkah lebih jauh, menanjak lebih tinggi atau mengikuti jalanan yang kami sama sekali tidak tahu akan seperti apa bentuknya, bisa jadi terjal, curam atau malah hanya ada pemandangan super indah?

Hal yang kami tau, dari Ranupani inilah tekad kami di uji, untuk terus selalu sama-sama melangkah dan saling menjaga, capek pegal kami rasa sama-sama, tas carrier super berat kami bawa sama rasa. Korsa.

Ya..dari Ranupani, kami pun mulai 'melangkah' dan harus terus melangkah.

Bersambung ke tulisan ini, Menuju Pelukan Dingin Ranu Kumbolo

Enjoy this life!