Bismillah
Pendakian semeru yang kami lakukan di bulan mei kemarin punya berjuta cerita, karena itulah ceritanya saya bagi menjadi 4 bagian. 3 cerita pertama sudah saya tulis di :
dan ini bagian terakhir sekaligus klimaksnya..! *siap-siap yaa* :D
***
Mahameru.
Malam ketika akan summit ke mahameru, tidur saya bener-bener gak nyenyak. Bukan cuma waktu tidurnya yang sebentar banget (jam 8 tidur jam 11 mesti bangun), tapi juga karena mikirin gimana pendakian ke puncak kami nantinya. Apalagi ini kali pertama kami untuk mendaki puncak gunung, berat banget gak sih?? apa kami sanggup?
Semua pertanyaan dari yang biasa sampai yang bikin parno sekalipun berlompatan di pikiran saya, gimana kalau nanti ada yang pingsan karna gak sanggup ke atas? kehabisan air? atau sampai ke atas terus gak bisa turun? gimana kalau...bla..bla..bla...
Siapapun tau, pendakian di gunung semeru hanya dibatasi hingga kalimati. Pendakian ke puncak Mahameru tidak diperbolehkan dengan alasan ketidakamanan karna semeru merupakan gunung berapi yang masih aktif. Jadi siapapun yang nekat naik harap tanggung resiko masing-masing. Naah...yang begini ini nih yang juga bikin saya deg-deg an, gimana kalau nanti ada apa-apa???!! *makinparno*
Jam 11 malam kami mesti bangun, kami pun diminta untuk bersiap-siap meskipun mata ngantuk banget plus perut yang agak berontak kelaperan. Mau makan?? gak sempet!
Kami saling mengecek perlengkapan masing-masing. Karna pemula jadi sedikit rempong yaa..haha..
Udara dingin banget diluar, padahal kami sudah seperti kue bongkol dengan baju tebel, jaket dan ditambah lagi jas hujan. Di kepala kami ada kupluk dengan headlamp masing-masing. Ehmm..komplit! Mirip bangetlah, kami udah kayak mo ngeronda malem-malem *tepokjidat*
Jam 11.30 kami berkumpul dengan tim lain diluar, sedikit briefing dari guide dan kami pun mulai melangkah menuju puncak mahameru setelah sebelumnya dimulai dengan doa bersama. Dalam doa, saya rasa hampir semua isi doa kami sama, "semoga kami bisa sampai di puncak mahameru sama-sama dan kembali dengan selamat, aamiin"
Udara dingin dan pekatnya malam di Kalimati mengantar kami, sedikit jalanan naik turun dan berliku kami lewati, suasana begitu gelap sehingga kami tidak bisa menikmati keadaan sekitar. Semua berjalan dalam diam, sibuk mengatur nafas dan ritme jalan masing-masing.
Berjalan mendaki sebentar kami pun sampai di Arcopodo (2.900mdpl) yang merupakan wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru. Ada beberapa tenda disana, yaa sebagian orang memang lebih memilih membangun tenda di Arcopodo sehingga puncak mahameru jadi lebih dekat. Di Arcopodo, masih terlihat sedikit pepohonan namun tak berapa lama berjalan tanah yang kami tapaki mulai terasa begitu gersang dan kering, debu mulai membuat sesak dan kami jadi mudah ngos-ngosan. Berulang kali kami berhenti dan istirahat. Sebenarnya dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, tapi tentu berbeda bagi kami yang pemula ini. Heuu...
Siapa bilang kalau mendaki gunung itu capek??
enggak ada. Mendaki itu enggak capek kok, beneran.
tapi CAPEK BANGET!
haha..
Terlebih lagi jalur ke puncak semeru itu berpasir. Pernah main pasir kan?? *nanyakekucing*
Bener kata orang, enggak mudah jalan di jalan berpasir yang menanjak menuju Mahameru, naik 3 langkah merosot ke bawah 2 langkah, melangkah lagi merosot lagi - melangkah lagi merosot lagi dan begitu seterusnya. Jadi sampai ke puncaknya kapan??
Sampainya ketika kamu bisa mengalahkan ego kamu yang minta berhenti, ketika kamu masih punya semangat untuk terus melangkah, dan ketika kamu masih ingin terus melihat yang namanya puncak. Jalan terus dan terus jalan, atur ritme langkah dan nafas.
Ah ya, teori emang sejuta persen mudah, tapi prakteknya??? sulit mameeen..!
sejujurnya saya paling sering putus asa kemarin, terlebih lagi ketika rasanya sudah puluhan langkah kaki ini bergerak, tapi puncak masih juga belum terlihat. Apalagi kerongkongan saya yang beda tipis sama kerongkongannya Onta, maunya minuuum terus. Alhasil belum sampai tiba di puncak persediaan air kami habis karna saya. *garuktanah*
Niat kami awalnya bisa sampai di puncak lebih awal sebelum matahari terbit, kami pengen lihat matahari yang muncul malu-malu dari atas Mahameru. Tapi apa daya jam 5 subuh saya dan Jani masih jauh dari puncak, anggota tim kami yang jumlahnya delapan mulai terbagi-bagi. Oot dan mbak Desy udah jalan jauh didepan, Dicky dan Kak Feb sudah gak keliatan dimana, Indah dan Imam pun sepertinya masih dibelakang saya dan Jani.
Jani, dialah ketua tim kami dan yang paling saya repotkan ketika mendaki puncak ini. Mau tak mau dia mesti sabar nungguin saya yang berulang kami berhenti minta istirahat, persediaan airnya pun Saya juga yang habiskan, huhuu.. *maaf banget jan*
***
Puncak masih jauh ketika kami bertemu Indah dan Imam, kami saling menyemangati untuk terus jalan meskipun kami sama-sama tau kalau putus asa mulai mewarnai wajah kami masing-masing.
"Stop sini aja lah ya, gak perlu sampe puncak. Disini juga sudah tinggi" Jani berucap pelan, ia tau betul kami sudah capek untuk melangkah lagi.
Berhenti? disini?
Puncak masih jauh memang dan pemandangan di tempat kami berhenti juga sudah sangat-sangat indah. Diketinggian lebih dari 3000 meter di atas permukaan laut ini terhampar keindahan yang luar biasa. Di kejauhan deretan puncak gunung-gunung di jawa tersetting sempurna dalam frame yang begitu anggun, mereka dikelilingi awan putih yang terlihat seperti lautan ombak. Semburat sinar matahari yang keemasan di sisi timur entah bagaimana menambah indahnya lukisan alam saat itu. Masya allah :)
Tanpa kami sadari, awan berada di bawah kami, seperti tak terlihat batas antara bumi dan langit yang begitu membiru. Speechless. Disini saja sudah begitu indah bagaimana dengan melihat dari puncak?? kami sudah lewati dan korbankan banyak hal, masa iya cuma sampai di beberapa puluh meter dari Mahameru??
Mesti ke puncak!
Saya gak mau penasaran dan mendaki semeru kedua kalinya lagi cuma karena belum sampai dan penasaran dengan puncaknya. Saya pun menarik Jani, Indah dan Imam untuk jalan lagi. Puncak-puncak-puncak!
Kami mulai mendaki lagi, istirahat, daki lagi dan begitu seterusnya.
Kami belum sampai di puncak dan bener-bener ngerasa capek saat beberapa orang yang sudah sampai duluan di puncak mulai turun. Kami kembali putus asa. Iri juga liatnya.
"Ayo, puncak sebentar lagi. Dikit lagi sampai kok"
"Itu puncaknya, ayo semangat mas-mbak"
Berpuluh kalimat semangat terlontar dari mereka yang sudah selesai muncak. Entah kenal atau enggak mereka tanpa segan memberikan semangat agar kami terus jalan.
Saya melihat sekeliling, bukan cuma saya yang capek. Beberapa pendaki yang juga pengen ke Mahameru juga terlihat ngos-ngosan. Sebagian ada yang tidur-tiduran karna capek, sebagian lagi ada yang terus semangat mendaki mesti langkahnya sering terperosok, bahkan ada juga yang merayap dengan tangan cuma hanya untuk sampai ke Mahameru. Keren!
***
Mahameru.
Kenapa engkau begitu sulit ditaklukan?
kenapa engkau begitu angkuh, hingga tak sedikit yang menyerah untuk sampai kepuncakmu.
Apa yang hendak kau ajarkan?
tentang kesabaran? perjuangan?
bahwa ada hal yang mesti dibayar dengan sejumlah pengorbanan??
***
11 Mei 2013 - Pukul 08.30 WIB.
Saat matahari benar-benar sudah duduk disinggasananya, saat langit sudah membiru sempurna, saat nafas saya sudah terasa satu dua, saat dingin malam berganti dingin angin di atas pegunungan, saat haus sudah begitu terasa dikerongkongan dan saat capek kami sudah sebadan-badan.
Saat itulah Mbak Desy dan Oot berteriak bahagia melihat kami tiba, di Mahameru.
Mahameru.
kami pun akhirnya sampai di puncak, ya akhirnya. Tanpa pikir panjang saya pun ngejatohin badan untuk istirahat.
Arrgghhhh....!!!!! pengen banget rasanya jejeritan. Syukur, bahagia, dan bangga bercampur jadi satu. Terlebih 7 dari kami bisa sampai di Mahameru sama-sama, sesuai keinginan kami. Alhamdulillah ya rabb :D *sujud syukur*
Kami pun gak mau ngelewatin kesempatan untuk mengambil banyak foto di Mahameru. Dan benar, dari atas puncak semeru keindahan yang Allah tawarkan lebih indah. Sejauh mata memandang yang terlihat adalah lautan awan, yang entah bagaimana begitu sempurna. Ya, semua perjuangan kami terbayar disini. Kami bisa menginjakkan kaki di Mahameru dan dari tanah tertinggi di pulau jawa inilah kami melihat langsung keindahan bumi negeri kami, indonesia.
Ah ya, mungkin saya memang mudah terpesona, tapi Indonesia, indahmu keterlaluan!
Puas istirahat dan mengambil banyak foto, jam 09.30 kami pun memutuskan turun kembali ke Kalimati, karena jika terlambat turun asap beracun akan datang. Dan turun dari Mahameru itu asik! Beda dengan ketika naik, turunnya kami seolah seluncuran di atas pasir. Serruu! :D
Tepat ketika makan siang kami sampai di Kalimati dan tanpa basa-basi kami langsung mengambil posisi untuk istirahat. Badan kami sudah capek, apalagi ketika ingat kalau sore itu juga kami mesti turun lagi ke Ranu Kumbolo, yaa amppuuunnn ...!
***
Istirahat 2 jam masih sangat-sangat kurang ketika guide kami meminta kami siap-siap untuk turun lagi ke Ranu Kumbolo. Rasanya pengen nolak, tapi masa iya mau tinggal di Kalimati???
Akhirnya kaki yang pegal pun melangkah lagi.
Berbeda ketika berangkat ke Kalimati, turun dari Kalimati perjalanan kami lumayan menyenangkan karna jalur yang kami lewati jalanan yang menurun, jadi yaa syukurnya gak terlalu berat. *ngelapkeringet*
Sampai di Ranu Kumbolo tepat ketika malam sudah bener-bener pekat, kami pun disambut lagi dengan udara dingin tempat itu. Yaa, malam itu kami harus kembali ngerasain tidur dalam pelukan dinginnya Ranu Kumbolo lagi. #tsaaah
***
Memang tanpa kita sadari Waktu berjalan begitu cepat.
Besok paginya (12 Mei 2013) jam 7 pagi kami sudah mesti buru-buru turun ke Ranupani, ke titik awal pendakian kami. Jalan menurun memang lebih mudah memang. Kami tak perlu waktu lama seperti ketika naik untuk sampai kembali ke Ranupani. Mobil jeep menunggu jam 10 di sana untuk mengantar kami ke pasar tumpang.
Sesuai rencana dari pasar tumpang kami mesti tiba tepat waktu di stasiun malang, mengejar kereta ke Jakarta dan kemudian lanjut kembali pulang ke Palembang.
Pulang.
Ya, waktunya pulang dan menutup perjalanan pendakian kami.
Di sepanjang jalan pulang, kami bercerita ulang tentang semua yang kami lewati selama pendakian. Dari mulai hal lucu, yang bikin capek, yang ngeselin hingga kejadian-kejadian kecil yang tercecer di ingatan kami. Semuanya, dan mengingatnya sama sekali tidak membuat kami menyesal sudah melakukan pendakian ini.
13 Mei 2013.
Kami tiba kembali di Palembang sekitar jam 8 malam, setelah memastikan setiap dari kami sudah mendapatkan barangnya masing-masing, perjalanan kami pun bisa dibilang berakhir, dan kami pun mesti berpisah untuk kembali ke aktivitas semula.
Semua memori berkelebat di benak saya, tentang teman seperjalanan saya, tentang Ranu pani, Ranukumbolo, Kalimati, Arcopodo dan puncaknya di Mahameru. Dan ketika kaki-kaki kami mulai menjauh dari tempat-tempat itu ada sensasi berbeda yang Saya rasakan, entah apa itu.
Mungkin saya merasakan kehilangan momen-momen petualangan kami bersama atau kebersamaan kami disana. Dan sejujurnya Saya mulai merindukan semua itu.
main coret-coretan di KA |
Semeru sudah memberikan bukan hanya sekedar petualangan dengan sajian keindahannya. Tapi lebih dari itu, Semeru sudah mendekatkan kami satu sama lain. Banyak hal yang kami pelajari disana, tentang rasa syukur, tentang perjuangan, persahabatan, mencintai lingkungan, kesabaran, toleransi/keramahan terhadap sesama, dan tentang melawan rasa ego masing-masing.
Ya, terima kasih Tuhan untuk paket super komplitnya!
***
Berjuta terima kasih kepada :
1. Allah SWT, tanpa izinMu ya Rabb semua cerita-cerita ini mustahil terjad :)
2. Jani, Oot, Dicky, Imam, Indah, Mbak Desy dan Kak Feb. Kalian temen perjalanan yang super keren mameen! Dengan kalian pendakian ini bermakna :D
3. Guide perjalanan kami, tim Ase adventure, naah yang minat bisa hubungi langsung. *niih, saya promosiin gratis* hehe
4. Semua pendaki yang kenal gak kenal sudah kasih support waktu summit, kalian baik sekali!
Enjoy this life!