Siapapun pasti akan bahagia jika bisa menikah dengan seseorang yang dicintai, dan akan lebih berbahagia bila seseorang itu balas mencintai, betul?? =)
![]() |
Penulis : Dr. Ikram Abidi
Penerbit : Pustaka Hidayah
Tanggal terbit : Februari - 2010
Kategori : Roman
Text Bahasa : Indonesia
Novel yang....SUPER SEKALI =)
ada yang sudah baca??
Cover-nya simpel dengan tulisan 'Novel Pakistan paling Greget', siapa coba yang enggak penasaran?? Oke, Ceritanya masih seputar ce-cintaan, konfliknya pun standar dan mungkin endingnya bakal mudah ketebak. Tapiiii biarpun begitu justru kata-kata, cerita, alur dan semua yang ada di novel ini sukses menyihir dan bikin ketagihan pengen baca sampai habis. I'am serious =)
Tokoh utama novel ini ada 3; Aarizt, Zeest, dan Komal. Aarizt, seorang pemuda tampan, kaya, dan anak tunggal dari keluarga terhormat jatuh hati kepada Komal yang juga seorang gadis cantik, kaya dan terpelajar (sounds perfect, rite??), mereka saling mencintai dan meyakini bahwa pasangan mereka merupakan jodoh yang telah disiapkan Tuhan untuk mereka.
Tokoh utama novel ini ada 3; Aarizt, Zeest, dan Komal. Aarizt, seorang pemuda tampan, kaya, dan anak tunggal dari keluarga terhormat jatuh hati kepada Komal yang juga seorang gadis cantik, kaya dan terpelajar (sounds perfect, rite??), mereka saling mencintai dan meyakini bahwa pasangan mereka merupakan jodoh yang telah disiapkan Tuhan untuk mereka.
Tapi, karna berbeda mazhab hubungan mereka berdua ditentang oleh kedua orang tua masing-masing. Ayah Komal berencana menikahkannya dengan salah seorang keprcayaannya, namun demi cintanya pada Aarizt Komal dengan keras melawan ayahnya. Dilain pihak, Aarizt dipaksa untuk menikah dengan Zeest,gadis miskin yatim piatu yang merupakan putri sahabat ibunya. Zeest dimata Aarizt terlihat begitu kolot, jauh berbeda dengan Komal kekasih hatinya. Namun Aarizt tidak bisa menolak kehendak sang ibu, ia dan Komal pun merana karna cinta mereka tak bisa bersatu. Huhu..
terus?
Aarizt yang menikah atas dasar paksaan memperlakukan Zeest tidak seperti seorang suami memperlakukan istrinya. Tak ada kisah atau perlakuan romantis bagi Zeest, yang ada justru caci, maki, bahkan umpatan yang ia terima. bagi Aarizt Zeest hanyalah wanita perusak hubungannya dengan Komal. Sedih?? tunggu dulu...kesedihan Zeest belum berhenti karna ternyata Aarizt masih belum berhenti menjalin hubungan dengan Komal. Aarizt bahkan berniat menikah dengan Komal.
terus Zeest gimana? *teriakheboh*
Ia wanita yang sabar. Zeest yang juga menikah tanpa rasa cinta tidak pernah mengeluh meski diperlakukan seperti itu, bahkan lambat laun ia pun mulai menyukai Aarizt. Saat Aarizt menuntut untuk menikah dengan Komal, Zeest rela di-duakan, ia pun bahkan berjanji akan membantu memintakan restu Ibunya Aarizt,
"Sebagai balasan, aku hanya meminta satu hal"
"Apakah itu?" tanya Aarizt
"Kamu tidak menceraikanku." lanjut Zeest
"Aku tidak ingin memutuskan namaku dari namamu, yang aku butuhkan, aku inginkan, hanyalah ...namamu, dibubuhkan pada namaku, "Aku akan meninggalkan rumahmu, dan aku jamin, bahwa aku tidak akan pernah kembali lagi dalam kehidupanmu yang bahagia, sungguh, kau dan istrimu tidak akan bertemu lagi denganku, tapi jangan ceraikan aku, tolonglah.."
Wow...keren ya.
Waktu baca bagian itu, mataku mulai berkaca-kaca..enggak tau kenapa aku malah inget teh Ninih, lohh???
Zeest, meski disakiti ia tetap mempertahankan suaminya, ia tidak ingin mengecewakan almarhum ayahnya dan ia juga tak ingin kelak meninggal dalam keadaan tidak bersuami.
lanjut ceritanya.
terus?
Aarizt yang menikah atas dasar paksaan memperlakukan Zeest tidak seperti seorang suami memperlakukan istrinya. Tak ada kisah atau perlakuan romantis bagi Zeest, yang ada justru caci, maki, bahkan umpatan yang ia terima. bagi Aarizt Zeest hanyalah wanita perusak hubungannya dengan Komal. Sedih?? tunggu dulu...kesedihan Zeest belum berhenti karna ternyata Aarizt masih belum berhenti menjalin hubungan dengan Komal. Aarizt bahkan berniat menikah dengan Komal.
terus Zeest gimana? *teriakheboh*
Ia wanita yang sabar. Zeest yang juga menikah tanpa rasa cinta tidak pernah mengeluh meski diperlakukan seperti itu, bahkan lambat laun ia pun mulai menyukai Aarizt. Saat Aarizt menuntut untuk menikah dengan Komal, Zeest rela di-duakan, ia pun bahkan berjanji akan membantu memintakan restu Ibunya Aarizt,
"Sebagai balasan, aku hanya meminta satu hal"
"Apakah itu?" tanya Aarizt
"Kamu tidak menceraikanku." lanjut Zeest
"Aku tidak ingin memutuskan namaku dari namamu, yang aku butuhkan, aku inginkan, hanyalah ...namamu, dibubuhkan pada namaku, "Aku akan meninggalkan rumahmu, dan aku jamin, bahwa aku tidak akan pernah kembali lagi dalam kehidupanmu yang bahagia, sungguh, kau dan istrimu tidak akan bertemu lagi denganku, tapi jangan ceraikan aku, tolonglah.."
Wow...keren ya.
Waktu baca bagian itu, mataku mulai berkaca-kaca..enggak tau kenapa aku malah inget teh Ninih, lohh???
Zeest, meski disakiti ia tetap mempertahankan suaminya, ia tidak ingin mengecewakan almarhum ayahnya dan ia juga tak ingin kelak meninggal dalam keadaan tidak bersuami.
lanjut ceritanya.
Suatu ketika orang tua Aarizt dibunuh dengan sadis, Aarizt mulai depresi dan Zeestlah yang membantu menenangkannya. Tanpa sengaja Komal melihat kerukunan Zeest dan Aarizt, ia meradang dan memutuskan pergi meninggalkan Aarizt yang berusaha menahan Komal untuk pergi. Aarizt yang kehilangan Komal makin tertekan, ia menyalahkan Zeest atas semua kejadian buruk yang menimpanya. Aarizt pun mengusir Zeest pergi.
Stress berat akhirnya mengantarkan Aarizt ke Rumah Sakit Jiwa. Selama dua tahun ia mengalami depresi hebat. Selama itu pula lah ia harus menjalani rehabilitasi kejiwaan di sana, sebelum akhirnya ia dinyatakan sembuh total.
Stress berat akhirnya mengantarkan Aarizt ke Rumah Sakit Jiwa. Selama dua tahun ia mengalami depresi hebat. Selama itu pula lah ia harus menjalani rehabilitasi kejiwaan di sana, sebelum akhirnya ia dinyatakan sembuh total.
Selesai?? belum dong.
Setelah kesembuhannya yang menakjubkan itu, Aarizt mulai menyadari bahwa orang yang paling cocok mendampinginya dan didambakannya adalah Zeest. Gadis desa yang dipilihkan ibunya. Gadis yang tabah, suci, dan siap memberikan seluruh cintanya kepada suaminya. Aarizt tersungkur dalam penyesalan mendalam. Tapi dimana ia mesti mencari Zeest?? Bukankah dia sendiri yang mengusirnya??
Dimana-Dimana-dimana???*colek ayu nting-nting*
Sesuai judulnya, Cinta yang Terlambat. Aarizt akhirnya menyadari ketika cinta itu sudah pergi, sudah enggak ada lagi. Sad ending dong?? uhm...endingnya silahkan baca sendiri ya, hehe.. Yang pasti novel ini mengajarkan banyak hal, bahwa :
1. Jangan melangkahi takdir. Mungkin kita meyakini bahwa orang yang disamping kita sekarang adalah cinta sejati buat kita yang kelak akan kita nikahi/menikah dengan kita. Tapi takdir tuhan siapa yang tau?? Lihat saja Aarizt dan Komal begitu yakin akan cinta mereka, tapi siapa sangka mereka akhirnya harus berpisah. Huhu...
2. Belajar dari ketulusan hati dan kesabaran Zeest, ia digambarkan sebagai istri yang begitu patuh dan hormat meskipun sudah diperlakukan tak adil oleh suaminya sendiri. Dan memang seperti itulah seharusnya seorang istri, Uhm...kalau kita bisa gak ya?? Insya allah...
3. Bener kata pepatah, benci dan cinta itu berbatas angin, enggak keliatan. Aarizt yang sangat membenci Zeest pun pada akhirnya mesti menyadari kalau Zeest lah yang begitu tulus mencintainya. Jangan mudah membenci seseorang karna mungkin seseorang itu kelak akan jadi orang yang paling kita cintai =)
4. Membaca novel ini dapet banyak ilmu soal hijab, bahwa dengan hijab islam justru sangat-sangat menghargai dan mencintai wanita bukannya membatasinya. Hijab/jilbab itu melindungi, menjaga, dan sebagai pakaian kehormatan bagi wanita.
dan banyak lagi...
oh iya. Aku kagum dengan Dr. Ikram Abidi yang subhanallah entah beliau dapet inspirasi dari mana beliau begitu lihai menyusun kata-kata nan indah, beberapa kali aku ketemu kalimat yang menohok, menampar me...apalah namanya, pokoknya bikin speechless, bahkan mulai dari cover depan.
![]() |
Tulisan di Cover depan |
- “Aku mencintaimu bukan karena aku membutuhkanmu…aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu,” Aariz membisikkan kata-kata itu dengan lembut
- “Andai saja kamu cinta pertamaku,” Aarizt bergumam.
“Itu tidak membuatku sedih,” Zeest memasukkan tangannya ke seputar pingganya. “Beruntunglah laki-laki yang menjadi cinta pertama seorang perempuan tetapi lebih beruntung perempuan yang menjadi cinta terakhir seorang laki-laki”
- “Andai saja kamu cinta pertamaku,” Aarizt bergumam.
“Itu tidak membuatku sedih,” Zeest memasukkan tangannya ke seputar pingganya. “Beruntunglah laki-laki yang menjadi cinta pertama seorang perempuan tetapi lebih beruntung perempuan yang menjadi cinta terakhir seorang laki-laki”
- "kalau kamu terluka melihat kebelakang, dan kamu takut melihat ke depan, maka kamu dapat melihat kesebelahmu, dan sahabat baikmu ada disana"
Mengutip 2 percakapan dari novel itu.
Kutipan 1:
Kutipan 1:
“Pak Javeed, pertama-tama, selamat kepada Anda kalau istri anda mengenakan hijab. Anda harus bangga mempunyai istri sebaik itu.”
“Bagaimana perasaan anda tentang hijab, maksud saya sebagai seorang suami”
“Sebenarnya anda memahaminya, itu memberi saya perasaan puas bahwa mata-mata yang kotor tidak dapat mengidentifikasi istri saya, mengenalinya, dan menilainya” Javeed berkata dengan nada gembira.
“Namun bukan itu saja” dia melanjutkan, “percayalah kepadaku… itu rasanya sangat menyenangkan dan menarik. Ketika istri saya yang tertutup rapat di depan orang lain, membuka rambut dan badannya di depan saya, hanya di depan saya. Itu memberikan rasa unik kepada saya, satu rasa kepuasan, kepemilikan. Ya, ia hanya milik saya, ia begitu menarik tetapi daya tariknya hanya untuk saya. Setiap kali saya melihatnya dalam kondisi yang baru. Itu sungguh menggoda, bahkan sensual tetapi dengan cara yang suci. Ia tidak pernah kehilangan pesona dan daya tariknya menurut saya, ia selalu seperti pengantin baru bagi saya. Karena sudah benar-benar puas terhadapnya, saya tidak pernah merasakan ada ketertarikan kepada perempuan lain”
Kutipan 2 :
“Apakah anda shalat?”
“ya, saya shalat, kadang-kadang” dijawab dengan sangat gugup
“Dapatkah anda mendirikan shalat tanpa menutup kepala, rambut dan badanmu?”
“Tentu saja tidak”
“Kemudian kenapa Allah menjadikannya wajib bagi perempuan hingga dia harus mengenakan hijab saat shalat meskipun ia sendirian atau tanpa laki-laki di dekatnya? Jelaskanlah, kenapa Allah… ALLAH yang paling dekat kepada kita menginginkan kita tertutup rapat saat kita melaksanakan shalat?”
“Saya… saya tidak tau, tapi jangan anggap saya adalah seorang pesimis ttg hijab, namun, saya sungguh mengeluhkan tentang cara kalian, kaum fanatik, menggunakannya”
“Seorang pesimis ialah seorang yang mengeluh tentang kebisingan ketika seorang optimis mengetuk. Saudara saudari sekalian, Allah menghendaki perempuan mengenakan hijab ketika ia shalat hanya lantaran Allah menyukai ia dalam bentuk sempurna dan terbaiknya saat menghadap dihadapan NYA dalam shalat, sebab ia tidak sempurna tanpa hijab dan penutup”
Okeh.kayaknya aku kebanyakan bahasnya ya, haha...
Yang jelas, terlepas dari kesederhanaan tampilan novelnya, misalnya ada 5 bintang- 4 bintang aku kasih buat novel ini. It's priceless things, bacalah dan rasakan hebatnya kisah yang disuguhkan Dr. Ikram Abidi. Zuper Zekali. =D
Bantuan nyusun review dari sini dan sini =)
Oh ya, Artikel ini diikutsertakan dalam The Hunger Games Giveaway oleh Elfrida Chania
Enjoy this life!
Waw. Sepertinya ini buku yang layak baca. Hmm, apakah saya harus membelinya? wkwkwkwk. Pinjam aja deh sama Mbak Rezka. :D
BalasHapusbolehhh...sini yu kerumah
Hapus=D
ya kepanjangan banget hihi (ketawa smbil ngerenyutin dahi,,,)
BalasHapuskalau di bentangin ada 1 kilometer tuh...
haha...*lebai deh
Hapus=P
Assalamu'alaikum
BalasHapussebuah resensi yang menarik dengan tata bahasa yang tidak membosankan...salam kenal
salam kenal balik
Hapusmakasih sudah mampir
=) =)
mbak ka, it's truely so lovely...
BalasHapushonestly, bahkan baca reviewnya saja bikin nangis *emang cengeng*
huhuhuhu... mudah-mudahan saya bisa sabar spt zeest...
sma suci, waktu bacany aku juga sempet nangis *malu"in
Hapussemogaaa...aamiinn
=D
kok kaya terpaksa gitu, mencintai lelaki yg dia kawini, huhuhu ^^
BalasHapusyaa, demi orang tua sih ya
Hapus=)
wah aku malah belom baca bukunya nih. . . tapi makasih banget seenggaknya udah tau gambaran isinya hehhehhee
BalasHapushehe
Hapusbacalah, baguss kok
=D
waw panjang yah kak, saya baca dulu. lupa entar gak ninggalin jejak kalau udah keseriusan baca :D
BalasHapushoho...boleh-boleh
Hapus=D
wah...jadi pengen beli*teriak super kencang...
BalasHapusbaru tahu teh ninih masih sama Aa-gym, kirain udah cerai..
iya, akhirnya mereka bersatu lagi
Hapus*loh, kok malah ngegosip???!
bagus novelnya mau juga bacanya :D
BalasHapusayo mbak, dibaca...bagus banget-nget-nget
Hapus=)
Hwaww.. sampe terharu aku bacanya. Ahh,. reviewnya bener bener bikin aku pengen baca bukunyaaaaaaaaaaaahhh!!!
BalasHapusEhh,. ijin copas beberapa quote nya yaa. Hihihi..
Oia, pengen nambahin 1 lagi pelajaran, dari yang aku baca di review ini. "Kita musti percaya kalo orang tua selalu menginginkan pendamping yang terbaik untuk putra putrinya" :)
setuju sama mbak nya
Hapusorang tua tau apa yg terbaik, tinggal komunikasi aja mesti lancar, hoho..*sokbijak
boleh, copas ajah mbak..,monggooo
=D
Jalan ceritanya bagus ya, pasti happy ending dan endingnya pasti yang di sebelum kutipan itu kan? :D
BalasHapuseh, bener nih mbaknya
Hapus=D
Reeeez, aku udh baca entah kapan bertahun lalu (minjem sm temen pula :P), dan saking kerennya novel ini, msh aku inget jalan ceritanya dg baik. Pgn beli deh (mo baca lg), tapi selalu kosong stocknya disini mah :(
BalasHapusiya mbak orin, namanya juga novel lama terjemahan
Hapustapi, kemarin aku beli via online masih ad loh mbak
=D
panjang nih.. baca dulu ahhh..
BalasHapusntar lupa malah
jadi penasaran mbak, pinginbaca bukunya
BalasHapusgile yah.. komplit bener reviewnya.. saya jadi baca dari awal terus dan terus... jadi pengen punya bukunya karena reviewnya bagus bgt..
BalasHapuskapan2 review novel dari saya yah :D
aduuuhh, baca kutipan kata-katanya Zeest aja udah berkaca-kaca nie mata...
BalasHapuskalo baca novelnya nangis gak ya?
AKU PENASARAN NIH....
BalasHapuscba cari ditko buku ah...
mudahan masih ada yah say...
setju sama kata2nya
jadi ikut merasakan keromantisan di cerita itu...
BalasHapushehehe sepertinya layak baca
Cinta... Cinta dan cinta lagi. Memang Kita harus memiliki cinya ya. Thanks postingannya,-
BalasHapusSudah terdaftar! Terima kasih atas partisipasinya :)
BalasHapus