Bismillah
Tulisan kali ini aku mau berbagi sebuah kisah yang insya allah ada hikmah yang bisa di ambil. Boleh aku cerita?? ˆ⌣ˆ
Ini bukan kisah nyata atau buatanku, aku juga lupa entah kapan dan dimana aku baca kisah ini, udah lama banget kayaknya, tapi sedikit banyak masih inget. Dan kali ini aku tulis ulang dengan sedikit improvisasi.
aah rezka, kebanyakan intro nih..!
Oh okeh-okeh, maafkan...mari kita mulai kisahnya ya =)
***
Kisah ini tentang seorang Ayah, anak lelakinya serta seekor unta mereka. Membaca kata unta kalian pasti mikir kalo kisah ini pasti berasal dari timur tengah. Yep, kalian bennerr!
image google |
Sang Ayah dan anaknya hendak ke pasar untuk menjual barang dagangan mereka, barang-barang itu diletakkan di atas unta sedangkan mereka berjalan kaki disampingnya.
Tau sendiri kan jalur yang mereka lewati bagaimana, padang pasir yang panas. Di tengah jalan si anak kelelahan, sang ayah pun menyuruhnya duduk di atas unta, dan mereka pun berjalan lagi.
Diperjalanan mereka bertemu sekumpulan orang-orang yang bertanya, "Wahai fulan, Kalian hendak kemana?"
"Kami hendak ke pasar" jawab si ayah,
"Kurang ajar sekali anakmu ini" seru salah satu dari mereka,"Pasar itu letaknya jauh dan dia duduk enak di atas unta, sementara ayahnya berjalan kaki" lanjut mereka seraya pergi.
Mendengar itu si anak turun, ia lalu meminta sang ayah untuk naik ke atas unta sedangkan ia berjalan kaki. Tak lama, mereka pun bertemu sekumpulan orang yang lain lagi.
"Apa dia Ayahmu?" Tanya mereka. Si anak mengangguk.
"Sungguh keterlaluan kamu ini fulan" seru mereka seraya menunjuk si Ayah, "Anakmu kamu suruh berjalan kaki, sementara kamu duduk nyaman di atas untamu" lanjut mereka seraya pergi.
Mendengar itu sang Ayah lalu menyuruh anaknya naik ke atas unta sehingga beban unta bertambah, lalu mereka melanjutkan perjalanan lagi. Belum lama berjalan mereka kembali bertemu sekumpulan orang-orang,
"Hai Fulan, apa kalian hendak ke pasar?" tanya mereka yang dijawab anggukan si Ayah.
"Tega sekali kalian, duduk santai di atas unta dengan banyak barang, apa kalian tidak lihat unta kalian kelelahan??" seru mereka.
image google |
Setelah orang-orang itu pergi, sang Ayah dan anaknya memutuskan untuk turun dan berjalan kaki saja sambil menuntun untanya.
Dan kejadian berulang, mereka kembali bertemu dengan sekumpulan orang ditengah perjalanan, sang Ayah dan anaknya pun menunggu komentar yang akan mereka terima,
"Bodoh sekali kalian ini, mau-mau nya berjalan kaki. Percuma kalian punya unta kalau tidak digunakan" ujar mereka seraya berlalu. Mendengar itu sang Ayah dan anaknya hanya bisa saling pandang dan tersenyum.
***
Moral of the story :
Enggak tau kenapa aku sangat suka cerita ini, simpel tapi hikmahnya ada. Udah pada tau kan hikmahnya apa??
Samain pendapat yok. Kalo menurutku ceritanya pengen bilang bahwa :
1. Namanya hidup bermasyarakat, pasti gak lepas dari namanya k-o-m-e-n-t-a-r, pasti kita bakal nerima komentar entah itu baik atau buruk.
2. Rambut boleh sama hitam, putih, abu atau warna apalah, tapi isi kepala tiap orang itu gak sama. Komentar yang kita dapet pun pasti nantinya beda-beda. Di cerita padahal sang Ayah tulus menyuruh si anak duduk di atas unta agar tidak kelelahan, tapi ternyata masiiiih ada yang berkomentar jelek.
Jadi apa kita enggak boleh berbuat baik? Boleh dunk, tapi yaaa jangan ngarepin bakal selalu dapet komentar positif. Karna ini bukan dunia malaikat yang semuanya bakal kasih komentar positif, meskipun yang kita lakukan benar.
4. Inget tagline sebuah iklan, "Enggak semua yang lo denger itu bener". Ya, enggak semua komentar itu bener dan mesti kita turuti, mungkin aja komentar itu justru gak bagus buat kita. Seperti cerita di atas, sang Ayah dan anaknya nurut aja dengan komentar orang lain, yang ujung-ujungnya malah bikin komentar yang lain lagi.
5. Jangan asal komentar. Di cerita, orang-orang itu seenaknya kasih komentar ini itu, padahal mereka gak tau apa yang terjadi sebelumnya.
Okeh, itu ajah. Ada yang mau nambahin atau kasih masukan???
Enjoy this life!
mantap hikmahnya , aku suka baca artikel yg mudah digarap hikmahnya
BalasHapussiiippp
BalasHapus=D
seperti judulnya, memang serba salah. ya klo menurutku, selama kita bner menurut agama, peduli setan apa kata orang. hehe
BalasHapussetuju!
Hapus=D
wah ini bener bener bikin salah tingkah, klo menurut saya si ya bener no 4, ga semua yang lo denger bener.
BalasHapushah..=D
Hapuskisahnya sangat pendek. Tapi hikmahnya sangat panjang dan luas
BalasHapusyeepp
Hapus=)
nah lo, tapi kalau komentar disini boleh dong, hihihi #nyengir :p
BalasHapuskalo yg itu, harus
Hapus=P
okay .... ^^
Hapuswahhh keren. . .. menyingkapi kritik dengan baik akan senantiasa menjadikan kita lebih bisa memperbaiki diri. . .. :)
BalasHapussiip. setuju
Hapus=)
bisa nangkap...namanya juga hidup ada pro dan kontra...
BalasHapussuka ma ceritanya, makasih atas inspirasinya
yeep
Hapus=)
Cerita ini juga pernah diceritakan ustadz saya, tapi bukan unta, melainkan sapi yang sudah rentan dan tua. Intinya "Keep Calm" aja terhadap semua situasi :)
BalasHapusbiar beda versi, yg penting inti nya sama
Hapus=)
ane sih kok jadi paham dibagian ini kak.
BalasHapuspertama dia suruh anak naik terus komentar bapak yang naik, nah terus akhirnya untanya yang gak dinaikin.
nah berarti secara tidak langsung kehidupan emang adil, dengan porsinya dia dberi :D dan dengan porsinyalah dia dikorbankan :D
hoho...
Hapussuper sekali saudara naspard
=)
kalau ngikutin komentar2 itu jadinya serba salah ya hihihi :P
BalasHapusyeeeppp
Hapus=)
Saya tidak mau asal komentar disini lah.
BalasHapusAku juga pernah baca atau denger, tetapi ceritanya keledai. Namun saya belum tahu peran moralnya.
haha...
Hapus=P
Aku pernah baca cerita ini, tapi aku juga lupa dimana, hehe...
BalasHapusiya, si bapak jadi serba salah. Namanya orang kan mulutnya selalu gatel gitu, komentar tanpa mau tahu alasannya kenapa! Jadi hikmahnya ya itu, jaga mulut kita jangan sampai sembarang berkomentar, kan kita tidak tahu 'sebab' kenapa ber-'akibat' kayak gitu, #aku sok tahuuu... :)
waah..super sekali,
Hapusbener, jgn asal ngomong kalo gak tau 'sebab'ny
=)
Untung gak ada yang nyaranin ontanya suruh nggendong :D
BalasHapusThanks sob sharenya :)
hoho...
Hapus=D
Wah, saya pernah baca juga cerita seperti ini. :D
BalasHapus#tos!
Hapuscerita yang bagus....
BalasHapustapi kadang2 mau tak mau komentar orang itu membuat kita terpengaruuh baik ataupun buruk...
jai gabisa disalahkun juga apa yang dilakukan oleh bapak dan anak...
iy, tinggal qt aja yg bisa-bisa utk 'nyaring'nya
Hapus=D
bener bener...
BalasHapusorang boleh berkomentar apapun, mereka gak tau kita yang sebenarnya kayak apa.
gak mungkn komentar mereka selalu baik
kadang komentar yang gak enak pun ada hikmahnya buat kita ya
iy mbak, pinta" qt buat milih"nya
Hapus=D
Dija belom pernah naik unta Tante....
BalasHapussama, tante jg dijaa
Hapus=)
bisa aja kisahnya nih :-)
BalasHapusbegitulah hidup. . .penuh dengan sudut pandang
BalasHapusbahkan apa yang kita lakukan positif belun tentu positif dimata orang lain
begitupun sebaliknya. . .
MANTAAAFFFF BANGET... I Like it!!!
BalasHapusYang namanya KOmentar, emang berbeda2 dan bermacem2 tergantung dari Si Pemberi KOmentar. Ada komentar yang emang bener, ada juga yang gak bener dan gak mesti diturutin. Dan itu tergantung dari Kita sendiri untuk mempertimbangkan baik buruknya bagi Diri Kita dgn bijaksana.
Kalo menurut Kita udah baik, lakukanlah itu. Kalo enggak, ya sudahlah!!
Apalagi yang menurut Kita baik, justru itu yang keliru, nah loo jadi bingung deh???
Hwehehee...
Kunjungan pertama x, salam kenal :)
BalasHapusKomentar orang emang sah2, tapi baik buruknya komentar tersebut jelas kita yang menilai.
BalasHapusKalau emang komentar tersebut baik buat kita, ya gak ada salahnya untuk kita dengar.
Tapi kalo malah menjatuhkan, ya buat apa, masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri :))
orang yg menyukaimu ga perlu dijelaskan kebaikanmu
BalasHapusorang yg benci km ya biarin aj lewat...
:P
yang nomer lima bener banget, kalau nggak tahu, mendingan diem aja deh, kayak emas. :D
BalasHapusKa, ceritanya ini udah pernah kudengar lho sebelumnya... Ini kesekiannyaaku baca... Hehehe....
BalasHapus>> Eh kira2 komentarku ini pas kan yah sama moral cerita ini? Hehhee... :P
jadi semua serba salah yah.. jadi harus berani dalam bersikap :)
BalasHapuskisahnya bagus bangetttt....
BalasHapusfiuuuhhh~ rumit x_x banyak komentar
BalasHapus#jaga lidah
Orang-orang memang banyak yang hobi komentar ya. Sama aja kayak yang terjadi pada ibu-ibu. Yang memilih tetap bekerja dibilang tegaan sama anak. Yang berhenti kerja dan jadi ibu rumah tangga dibilang tegaan sama orang tua udah capek2 disekolahin malah cuma jadi ibu rumah tangga :D
BalasHapusYa gitu deh, apapun pilihan kita, pasti ada aja orang yang komentarin. Tapi apapun itu, yang penting kita tahu apa yang kita lakukan, ya gak?